Siti Fatimah Pradigdo
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 64 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Media Kesehatan Masyarakat Indonesia

Hubungan Tingkat Stres dan Status Anemia dengan Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas XII di SMAN 1 Nganjuk Rahmatanti, Riris; Pradigdo, Siti Fatimah; Pangestuti, Dina Rahayuning
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 4 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.19.4.246-254

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Dismenorea primer banyak ditemui pada wanita usia sekitar 17-24 tahun dan masih menjadi permasalahan yang dikeluhkan bagi remaja putri karena dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari dan tertinggalnya mata pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat stres, status anemia dengan dismenorea primer pada siswi kelas XII di SMAN 1 Nganjuk.Metode: Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan kepada 74 siswi dengan metode proportional stratified random sampling dari 213 siswi kelas XII SMAN 1 Nganjuk. Variabel bebas yang diteliti adalah tingkat stres dan status anemia, sedangkan variabel terikat adalah dismenorea primer. Data karakteristik seperti usia menarche, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan kebiasaan sarapan diperoleh dengan wawancara terstruktur. Profil status gizi seperti IMT/U, kecukupan kalsium, magnesium, Fe dan vitamin E dan status anemia, berturut-turut, diperiksa dengan pengukuran antropometri, formulir semi-FFQ dan food picture, pengukuran kadar hemoglobin menggunakan Hemochroma. Penentuan tingkat aktivitas fisik, tingkat stress dan  persepsi dismenorea primer, berturut-turut, dilakukan dengan kuesioner IPAQ, DASS 42, dan MSQ.  Uji bivariat dianalisis menggunakan Chi Square dengan tingkat signifikansi 0,05.Hasil: Sebanyak 34% remaja putri mengalami dismenorea primer, anemia 71,6% dan yang mengalami stres 56,8%. Terdapat hubungan antara tingkat stres (p=0,002; C=0,339) dan status anemia (p=0,001; C=0,552) dengan dismenorea primer. Lama menstruasi (p=0,008; C=0,293), riwayat keluarga (p=0,010; C=0,287), tingkat kecukupan kalsium (p=0,001; C=0,640), tingkat kecukupan Fe (p=0,009; C=0,639) serta tingkat kecukupan vitamin E (p=0,001; C=0,596) juga berhubungan dengan dismenorea primer.Simpulan: Dismenorea primer remaja putri berhubungan dengan tingkat stres dan status anemia. Namun demikian, dismenorea primer juga dipengaruhi oleh lama menstruasi, riwayat keluarga, tingkat kecukupan kalsium, Fe dan vitamin E. Kata kunci: tingkat stres, status anemia, dismenorea primer, siswi SMA, Nganjuk ABSTRACT Title: Relationship between Stress Level and Anemia Status with Primary Dysmenorrhoea in Class XII Students at SMAN 1 Nganjuk Background: Primary dysmenorrhoea is mostly found in women aged around 17-24 years and is still a problem that is complained of for young women because it can cause disruption of daily activities and lagging subjects. The purpose of this study was to determine the relationship of stress levels, anemia status with primary dysmenorrhoea in class XII students at SMAN 1 Nganjuk.Method: This cross sectional design study was conducted on 74 students using proportional stratified random sampling method from 213 students of class XII SMAN 1 Nganjuk. The independent variables studied were stress level and anemia status, while the dependent variable was primary dysmenorrhoea. Data on characteristics such as menarche age, menstrual period, family history, and breakfast habits were obtained by structured interview. Nutritional status profiles such as BMI /U, adequate calcium, magnesium, Fe and vitamin E and anemia status, respectively, were examined by anthropometric measurements, semi-FFQ forms and food pictures, measurement of hemoglobin levels using Hemochroma. Determination of the level of physical activity, stress levels and perception of primary dysmenorrhoea, respectively, was carried out with the IPAQ questionnaire, DASS 42, and MSQ. Bivariate test was analyzed using Chi Square with a significance level of 0.05.Results: As many as 34% of adolescent girls experienced primary dysmenorrhoea, anemia 71.6% and those experiencing stress 56.8%. There is a relationship between stress level (p = 0.002; C = 0.339) and anemia status (p = 0.001; C = 0.552) with primary dysmenorrhoea. Menstrual duration (p = 0.008; C = 0,293), family history (p = 0.010; C = 0,287), calcium adequacy level (p = 0,001; C = 0,640), adequacy level of Fe (p = 0,009; C = 0,639) and adequate levels of vitamin E (p = 0.001; C = 0.596) are also associated with primary dysmenorrhoea.Conclusion: Primary dysmenorrhoea in adolescent girls is associated with stress levels and anemia status. However, primary dysmenorrhoea is also influenced by menstrual length, family history, adequate levels of calcium, Fe and vitamin E. Keywords: Stress Level, Anemia Status, Primary Dysmenorrhoea, High School Girls, Nganjuk
Hubungan Keragaman Pangan dengan Kecukupan Gizi dan Status Gizi Ibu Menyusui di Daerah Pertanian Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga Rofiana, Annisa Restu; Pradigdo, Siti Fatimah; Pangestuti, Dina Rahayuning
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 5 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.5.300-307

Abstract

Latar belakang: Pola makan beragam dan memenuhi kecukupan gizi akan mempengaruhi status gizi ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan keragaman pangan dengan kecukupan gizi dan status gizi ibu menyusui di daerah pertanian Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga.Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 60 ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan dengan pengambilan sampel secara purposive. Keragaman pangan diukur menggunakan MDD-W dari FAO, kecukupan gizi diukur menggunakan food recall 2x24 jam, status gizi menurut IMT dan ukuran LILA, serta persen lemak tubuh dihitung menggunakan rumus prediksi Paul Deurenberg. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman.Hasil: Ibu menyusui berusia 20-35 tahun, 61,7% menyelesaikan pendidikan dasar, 88,3% IRT, 86,7% menggunakan kontrasepsi hormonal, 63,3% pendapatan keluarga <UMR, 66,7% jumlah anggota keluarga ≥ 4 orang, rerata skor keragaman pangan 5,57 (beragam), tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan karbohidrat ≤89% AKG (kurang), tingkat kecukupan lemak 90-110% AKG (normal),  tingkat kecukupan vitamin A ≥77% AKG (cukup), 65% persen lemak tubuh normal, 48,3% IMT kategori obesitas, dan 96,7% tidak berisiko KEK. Ada hubungan keragaman pangan dengan tingkat kecukupan vitamin A (p=0,000). Ada hubungan tingkat kecukupan protein dengan LILA (p=0,024). Ada hubungan persen lemak tubuh dengan IMT (p=0,000) dan LILA (p=0,000). Tidak ada hubungan keragaman pangan dengan IMT (p=0,426) dan LILA (p=0,433).Simpulan: Status gizi ibu menyusui tidak dipengaruhi secara langsung oleh keragaman pangan, namun, dipengaruhi oleh tingkat kecukupan protein, vitamin A dan persen lemak tubuh.Kata kunci: Keragaman Pangan; Kecukupan Gizi; Status Gizi; Ibu Menyusui; Daerah Pertanian ABSTRACTTitle: Relationship between Food Diversity with Nutritional Adequacy and Nutritional Status of Breastfeeding Mothers in Agricultural Area of Karangreja, Purbalingga RegencyBackground: The nutritional intake of breastfeeding mothers is still less than the nutrition adequacy rate because this is due to a less diverse diet. Consumption of various foods must be by the nutritional needs to achieve an ideal nutritional status. This study aims to analyze the relationship between food diversity with nutritional adequacy and nutritional status of breastfeeding mothers in agricultural area of Karangreja, Purbalingga Regency.Method:This type of research is analytic observational with a cross sectional design. Sample of 60 breastfeeding mothers infants aged 0-6 months with purposive sampling. Measurement of food diversity variables using Minimum Dietary Diversity for Women (MDD-W) from FAO, nutritional adequacy using food recall 2x24 hours, nutritional status using Body Mass Index (BMI) and Mid Upper Arm Circumference (MUAC) measurements, and percent body fat using Paul Deurenberg's predictive formula. Data analysis used the Pearson correlation test and Rank Spearman.Result: The average food diversity score was 5.57(various); average energy adequacy, protein adequacy, carbohydrate adequacy level ≤89% RDA (lacking); average fat adequacy level 90-110% RDA (normal); average vitamin A adequacy level ≥77% RDA (adequate); as much as 65% percent of body fat is normal, 48,3% of BMI is obese, and 96.7% is not at risk of chronic energy deficiency. There was a relationship between food diversity and the adequacy level of vitamin A (p-value=0.001). There was a relationship between the protein adequacy level with MUAC (p-value=0.024). There was a relationship between percent body fat with BMI (p-value=0.001) and MUAC (p-value=0.001). There was no relationship between food diversity with BMI (p-value=0.426) and MUAC (p-value=0.433).Conclusion: Nutritional status of breastfeeding mothers was not directly affected by food diversity. However, it was influenced by protein adequacy level, vitamin A adequacy level, and percent of body fat.Keywords: Food  Diversity; Nutritional Adequacy; Nutritional Status, Breastfeeding Mothers; Agricultural Area
Pengaruh Pemberian Media Booklet Kesehatan Reproduksi terkait Cybersex (Studi di SMA Kabupaten Banyuwangi) Rizky Dwiyanti Yunita; Sri Achadi Nugraheni; Siti Fatimah Pradigdo
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.421 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.31-37

Abstract

Latar belakang: Materi seksual online yang semakin mudah untuk diakses dibandingkan dunia nyata membuat remaja menjadi konsumen setia cybersex. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan hasil 76,8% penikmat cybersex ada pada usia 15 – 17 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex.Metode: Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan metode Pretest – Posttest Control Group Design terhadap 66 siswa. Sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah 33 kelompok intervensi dan 33 kelompok kontrol. pemilihan sampel dibantu oleh guru BK, sebelum pemberian materi oleh guru BK diadakan pre test dan pada kelompok intervensi diberikan booklet, setelah pemberian intervensi dilakukan post test. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan  variabel penganggu lainnya sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi (p<0.05), tidak ada perbedaan perubahan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05).Simpulan: Peran keluarga dan guru sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berkembangnya aktivitas berselancar di media cybersex, melalui pendekatan dan penyuluhan kesehatan secara continue diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kasus HIV, KTD dan aborsi.Kata kunci: Booklet, Kesehatan Reproduksi, Cybersex.ABSTRACT Title: Influence of Booklet  to  Reproductive Health related to Cybersex (Study in Banyuwangi Regency High School)Background: Online sexual material are easier to reach compared to offline material which makesadolescent became a loyal consumen of cybersex. Research in East Java showed that 76.8% cybersex users are 15 – 17 years old. The aim of this study was to describe the effect of reproductive health education to knowledge, perception, and practice of adolescents related to cybersex matters.Method: This was a quasi experimental using pre test-post test control group design to 66 students. Samples were chosen using purposive sampling technique. There were 33 samples of case group and 33 samples of control group. Counseling teachers were helping through the process of choosing samples. The intervention was conducted by giving a booklet to the case group. Data collected using structured questionaire.Result: Result showed that there was no differences in knowledge, perception, practice, and confounding variables before intervention between case group and control group (p>0.05). There was a differences between knowledge, perception, practice, and confounding variables after intervention between case group and control group (p<0.05). There was a differences between  knowledge,  perception,  practice,  and  confounding  variables  before  and  after intervention between case group and control group (p<0.05). There was no differences between   knowledge,   perception,   and   practice   related   to   cybersex   before   and   after reproductive health education to case group and control group (p>0.05).Conclusion: Family’s and teacher’s role are necessary to prevent the activity of surfing cybersex online. By conducting an approach and socialization about reproductive health continuosly, it is hoped that it might decrease the number of unwanted pregnancy, abortion and HIV.Keywords: Booklet, Reproductive Health, Cybersex 
Co-Authors Adriana Rizki Novita Ahmad Walihul Mahalli Andini Masyita Dewi Anggita Habsari Anindita Nur Aisiyah Apoina Kartini Aqila Yulinda Sani Athiyah Athiyah Atik Mawarni Atikah Atikah Aulia Annisa Awaliya, Henu Bey Putri Billy Suyatman Bulan Putri Intan Raisa Cindy Chintya Putri Haryanto Cholida Adiba Dharminto Dharminto Dianissafitrah Hidayati Dina Happy Yusinta Dina Rahayuning Pangestuti, Dina Dyah Sulistyoning Tyas Rahayu Elisa Mawarti Elsa Nur Aini Elvia Raissa Vania Eni Kurniawati Erika Kusuma Hastuti Fahmi Arifan Fasella Dizka Febrinsa Fifi Dwijayanti Fitri Khoiriyah P. Fitri, Reza Kartika Hanifah Maharani Hanin Imtinan Alwina Herliana Endang Supriyatini Hikmah Nurlita Ida Farida Isninda Priska Syabandini Juwita Pramodya Wardhani, Juwita Pramodya Kudarti Kudarti Kurnia Sari Ramadhon Laela Maya Ufa Laksmi Widajanti Laksmi Widajanti Laksmi Widajanti Larasati Dwi Nor Aini Lulu Nafysatul Alwy M. Zen Rahfiluddin M. Zen Rahfiluddin Marantina Diska Widayani, Marantina Diska Martha Irene Kartasurya Merry Wenda Mohammad Zen Rahfiludin Mujahidah Amrina Rosyada Nabilla Putri Humala Niken Wening Nurasih Yuwita S., Nurasih Nurul Islami Dini Putri Nurul Agustyanti R. Djoko Nugroho Radix Cita Mafngula Nandar Rahmatanti, Riris Ratnaningtyas Ayu Mardani Rendy Ardianto Ria Yuniati Riski, Finia Rita Lidiyawati, Rita Rofiana, Annisa Restu Rohdearni Girsang, Rohdearni Ronny Aruben Selli Marsellina Boru Sembiring Simamora, Deborah Sri Achadi Nugraheni Suyatno Suyatno Suyatno Suyatno Tiurma Sinaga Tri Wahyuni Ulsla Arsil Majidah Umi Kasanah Uswatun Khasanah Vinna Audinni Putri Wisnu Broto Wisnu Broto Zatalina Hanani Zen Rahfiluddin